Saya menyarankan anak-2 muda untuk menjadi penggemar dari Dewa Klasik. Ia memiliki kemampuan memberikan motivasi, inspirasi yang positip. Baik untuk membangun hubungan dengan kehidupan pribadi, membangun hubungan dengan Tuhan dan sesama. Ia penulis kreatif, hampir setiap hari mengirimkan sms mell fb.
Yang belum punya fbnya, ini fb dewa klasik : dewa_klasik_alexander@yahoo.com
Saya berharap dapat memberi manfaat.
BIOGRAFI DEWA KLASIK
Lokasi:
Jakarta, Indonesia
Telepon:
021-95274678
Tanggal Lahir:
27 Maret 1988
Visi :
"MENJANGKAU, MELAYANI, MENDIDIK, MEMBIDIK, MENDELEGASIKAN dan MEMANUSIAKAN generasi muda untuk menjangkau dan memberkati MARKET PLACE untuk kemulian TUHAN" itu visi anak muda yang masih 21 tahun ini. Mau share n minta dukungan doa, hubungi Dewa klasik di no: 087852324212 or 02195274678.
Tulisan dibawah ini ditulis oleh FOS Comunnity.
Bayangkan jika kita terlahir di sebuah keluarga yang sangat berpengaruh dan kaya raya, semenjak kecil kita telah mendapat fasilitas nomer satu, liburan ke luar negeri sudah menjadi hal yang sangat biasa, mempunyai uang saku yang lebih dari cukup untuk membeli barang-barang branded, pergi ke club bersama teman-teman, menghabiskannya untuk apa saja yang kita sukai di usia yang sangat muda. Dan bayangkan lagi jika semua keberuntungan itu masih ditambah dengan kecerdasan otak di atas rata-rata, bisa menyelesaikan sekolah dengan program akselerasi, bisa masuk kuliah di usia 15 tahun dan bukan hanya sekedar kuliah di universitas biasa, tapi bisa mengecap pendidikan di universitas ternama dunia, misalnya, Oxford mungkin? Jika kita terlahir menjadi orang itu, hal apa yang bisa membuat kita mau menukarkan semua kenyamanan itu? Mungkin untuk orang awam, jawabannya hampir tidak ada, kehidupan seperti itu adalah kehidupan yang menjadi impian bagi banyak orang, hampir tidak ada yang lebih berharga dari kehidupan nyaman seperti itu.. Tapi benarkah tidak ada satupun yang lebih berharga?
Dewa Klasik Alexander pernah merasakan dan memiliki semua yang baru saja kita bayangkan dan ia mau menukarkannya dengan satu hal yang ternyata jauh lebih berharga: Kasih karunia keselamatan..
Lahir di Malaysia, 27 Maret 1988. Anak pertama dari 4 bersaudara. Kehidupan Dewa Klasik kecil penuh dengan semua yang diinginkan oleh anak seumurnya. Dia dilahirkan di sebuah keluarga besar yang berpengaruh dan sangat berkecukupan dari segi finansial. Masa-masa mudanya yang penuh dengan kenyamanan dan limpahan materi membuat Dewa terperangkap di zona nyaman yang sangat berbahaya. Semenjak SMP, Dewa telah terbiasa dengan kehidupan foya-foya yang akhirnya menjerumuskannya dalam pergaulan bebas dan narkoba di usia yang sangat belia. Masa-masa itu Dewa masih belum mengetahui rencana panggilan Tuhan terhadap hidupnya. Namun, jika Tuhan memilih seseorang untuk menggenapi rencananya, di zona nyaman seperti apapun ia sedang berada Tuhan sanggup menariknya keluar dari zona tersebut dan membuatnya memenuhi panggilannya.
What Makes God Smile? Adalah salah satu bab dari buku The Purpose Driven Live yang secara tidak sengaja dibacanya ketika akan pulang ke Indonesia memberi Dewa rasa penasaran yang begitu hebat. “Tuhannya orang Kristen kok bisa tersenyum?” Begitu pikirnya. Setelah sampai ke Indonesia, Dewa mulai memuaskan rasa penasarannya dengan pergi ke toko buku dan banyak membaca buku-buku kekristenan. Dari situ ia semakin tertarik dengan ‘Tuhannya orang Kristen’ yang sangat berbeda dengan gambaran Tuhan yang selama ini ia dapatkan. Akhirnya Dewa tanpa sepengetahuan keluarganya diam-diam sering pergi ke ke gereja, tapi itu masih belum bisa meyakinkannya terhadap panggilan hidupnya, hingga suatu saat ketika ia sedang berada di kamarnya dan bergumul dengan pertanyaan-pertanyaan di dalam hatinya ia berkata “Tuhan jika Engkau benar-benar nyata tunjukan diri-Mu..” saat itu tiba-tiba ada suara yang sangat lembut berkata “Son, it’s Me..” seketika itu juga air matanya mengalir tanpa bisa tertahankan, ia melihat sebuah sinar yang sangat menyilaukan hingga membuat ia tertunduk dalam tangisannya. Tapi saat itu ia masih juga tidak percaya ia berpikir itu semua hanya halusinasi, tapi suara lembut itu terus berulang “Son, it’s Me..” hingga ke-empat kalinya suara itu terdengar, akhirnya Dewa menyerah dan percaya. Saat itu juga, ia mengalami kasih Bapa, perjumpaan pribadinya dengan Tuhan Yesus membuat ia mengambil keputusan untuk hidup dalam kasih karunia, menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatnya.
Menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat berarti menanggalkan kehidupan yang lama. Itulah yang terjadi dalam kehidupan Dewa Klasik Alexander, ketika keluarga besarnya tahu bahwa ia telah menjadi pengikut Kristus, Dewa dianiaya sebelum akhirnya diusir dari rumah, semua fasilitas hidupnya diambil, ijasah-ijasah sekolahnya dibakar, semua haknya sebagai anggota keluarga dan haknya untuk mendapat kehidupan yang nyaman ditarik. Ia pergi dari rumah orang tuanya di Makassar ke Jakarta dengan hanya bermodalkan sebuah ponsel yang sempat ia sembunyikan ketika ia diusir dari rumah. Ia ke Jakarta dengan harapan bahwa ia bisa mendapat bantuan dari teman-teman lamanya di sekolah dulu, tapi ternyata keluarganya telah menghubungi semua teman-temannya di Jakarta supaya tidak menolong dia. Akhirnya, setelah sisa uangnya habis, untuk pertama kalinya Dewa merasakan tinggal di jalan, pertama kalinya ia merasakan dinginnya lantai emperan toko di waktu malam, dan ia pun tahu keadaan hidupnya telah berbalik 180 derajat. Tidak akan ada lagi kasur empuk, ruangan ber-AC, dan home theater yang akan menemaninya di kala malam.
Namun Tuhan tidak memanggilnya untuk hal yang sia-sia. Suatu ketika ia bertemu dengan teman lamanya yang akhirnya memperkenalkan dia dengan seorang Hamba Tuhan bernama Pdt. Daniel Alexander. Dialah yang menampung Dewa dan mengangkatnya sebagai anak rohaninya. Dewa pun diberikan pelajaran Alkitab dan disekolahkan di sekolah misi di Surabaya. Di sanalah karakter rohaninya dibentuk dan dipersiapkan untuk panggilan Tuhan dalam hidupnya.
Apa yang engkau tabur itulah yang engkau tuai. Dewa menerima pengampunan yang luar biasa dari Tuhan Yesus Kristus, Dia adalah Allah yang penuh kasih namun Ia juga adil. Setiap perbuatan memiliki konsekuensi yang harus dibayar, dan Dewa mengetahuinya. Tiga hari sebelum wisudanya di sekolah misi, Dewa divonis menderita HIV AIDS. Itu semua terjadi karena hidup yang ia jalani ketika remaja. Ia menghubungi ke-empat temannya waktu dulu yang pernah berbagi jarum suntik, dan mereka semua pun terkena penyakit yang sama. Ia tidak kecewa dengan keadaannya saat ini, karena kasih karunia ia dapatkan dari Tuhan jauh lebih besar daripada harga yang harus ia bayar sekarang.
Tidak berlama-lama dengan penyesalan mengenai hidup lamanya. Dewa Klasik mulai menjalankan pelayanan misinya, Ia melakukan perjalanan misi ke daerah-daerah pedalaman di Indonesia, hampir semua daerah pernah ia datangi. Panggilan Tuhan dibalik vonis yang dideritanya juga justru semakin menguatkannya untuk melakukan pelayanan bagi orang-orang yang mengidap HIV AIDS. Saat ini Dewa bahkan telah pergi ke berbagai negara dari mulai Myanmar, India, sampai ke negara Afrika untuk menjadi motivator bagi penderita HIV AIDS. Dewa berkata “Jika Tuhan bisa memakai hidup saya maka Tuhan juga bisa memakai hidup semua orang muda untuk memenuhi panggilan-Nya.”
Dewa terus berjalan mengikuti panggilan Tuhan untuk melayani dan HOME (House of Mercy) adalah wadah yang saat ini ia dirikan bersama beberapa orang teman-temannya dari Facebook untuk menjangkau anak-anak tidak mampu di daerah Jakarta Barat. Di daerah tempat kumuh itulah saat ini Dewa tinggal untuk mengajar, memberikan berbagai bantuan untuk warga sekitar, selain itu Dewa juga aktif sebagai pengkhotbah keliling, konselor, motivator, penulis lepas, dan kakak rohani bagi ratusan adik rohaninya di berbagai daerah dan negara.
Saat ini mimpi terbesar Dewa adalah bisa memiliki hati bapa bagi generasi muda yang membutuhkan, seperti kasih Bapa yang telah ia terima, kasih itulah yang ingin ia impartasikan kepada anak-anak terlantar yang kekurangan kasih sayang. Dewa juga ingin membangun sebuah rumah susun untuk menampung orang-orang tidak mampu, pengidap HIV AIDS, kusta dan orang-orang yang terbuang.
Ketika diwawancara Dewa juga berbicara mengenai zona nyaman, “Meninggalkan zona nyaman berarti melakukan penyerahan hak, dan yang namanya penyerahan hak itu pasti gak enak dan gak nyaman, tapi itulah yang dibutuhkan. Dan kitapun harus ingat Jangan sampai hati kita berada pada hal-hal tertentu yang kita sukai melebihi Tuhan karena itulah penghambat terbesar kita untuk meninggalkan zona nyaman.” Dewa menambahkan, “Zona nyaman bagi kebanyakan anak muda saat ini adalah hidup di dalam dosa. mereka menikmati hal-hal yang tidak sesuai dengan standar Firman Tuhan. selain itu takut melakukan sesuatu yang baru dan berbeda, demikian juga dengan karakter dan kebiasaan buruk terus terpelihara.” Pesan Dewa buat semua anak muda yang sedang menikmati zona nyamannya, “Kita selalu hidup, berubah dan bergerak, kita adalah generasi yang diberikan kemampuan untuk menggerakkan kehidupan ke arah yang lebih baik, untuk apa semua kemampuan itu jika kita tidak mau beranjak meninggalkan zona nyaman kita? Yang terakhir jaga hati, jaga jam doa dan tetap keep on fire…Save one more for Jesus!!!!! (read less)
Minat Pribadi:
...Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan..."(Lukas 1:38) Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21) Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang dalam daging adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.(GALATIA 2:19b-20). Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Filipi 3:13b-14)
Tetapi karena kasih karunia aku ada sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.(1 korintus 15:10) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari segalanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus (Filipi 3:7-8)Yang ku hendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, dimana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematiann-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati (Filipi 3:10-11)Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku (1 Korintus 13:3)
Karena jika aku memberitakan injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil (1 Korintus 9:16)
Sesungguhnya aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang (1 Korintus 9:19)
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak. (1 Korintus 9:26-27) Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. (2 Korintus 12:9b-10)
Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh sesuatu apa pun (1 Korintus 6:12)
^^ (read less)
Yang belum punya fbnya, ini fb dewa klasik : dewa_klasik_alexander@yaho
Saya berharap dapat memberi manfaat.
BIOGRAFI DEWA KLASIK
Lokasi:
Jakarta, Indonesia
Telepon:
021-95274678
Tanggal Lahir:
27 Maret 1988
Visi :
"MENJANGKAU, MELAYANI, MENDIDIK, MEMBIDIK, MENDELEGASIKAN dan MEMANUSIAKAN generasi muda untuk menjangkau dan memberkati MARKET PLACE untuk kemulian TUHAN" itu visi anak muda yang masih 21 tahun ini. Mau share n minta dukungan doa, hubungi Dewa klasik di no: 087852324212 or 02195274678.
Tulisan dibawah ini ditulis oleh FOS Comunnity.
Bayangkan jika kita terlahir di sebuah keluarga yang sangat berpengaruh dan kaya raya, semenjak kecil kita telah mendapat fasilitas nomer satu, liburan ke luar negeri sudah menjadi hal yang sangat biasa, mempunyai uang saku yang lebih dari cukup untuk membeli barang-barang branded, pergi ke club bersama teman-teman, menghabiskannya untuk apa saja yang kita sukai di usia yang sangat muda. Dan bayangkan lagi jika semua keberuntungan itu masih ditambah dengan kecerdasan otak di atas rata-rata, bisa menyelesaikan sekolah dengan program akselerasi, bisa masuk kuliah di usia 15 tahun dan bukan hanya sekedar kuliah di universitas biasa, tapi bisa mengecap pendidikan di universitas ternama dunia, misalnya, Oxford mungkin? Jika kita terlahir menjadi orang itu, hal apa yang bisa membuat kita mau menukarkan semua kenyamanan itu? Mungkin untuk orang awam, jawabannya hampir tidak ada, kehidupan seperti itu adalah kehidupan yang menjadi impian bagi banyak orang, hampir tidak ada yang lebih berharga dari kehidupan nyaman seperti itu.. Tapi benarkah tidak ada satupun yang lebih berharga?
Dewa Klasik Alexander pernah merasakan dan memiliki semua yang baru saja kita bayangkan dan ia mau menukarkannya dengan satu hal yang ternyata jauh lebih berharga: Kasih karunia keselamatan..
Lahir di Malaysia, 27 Maret 1988. Anak pertama dari 4 bersaudara. Kehidupan Dewa Klasik kecil penuh dengan semua yang diinginkan oleh anak seumurnya. Dia dilahirkan di sebuah keluarga besar yang berpengaruh dan sangat berkecukupan dari segi finansial. Masa-masa mudanya yang penuh dengan kenyamanan dan limpahan materi membuat Dewa terperangkap di zona nyaman yang sangat berbahaya. Semenjak SMP, Dewa telah terbiasa dengan kehidupan foya-foya yang akhirnya menjerumuskannya dalam pergaulan bebas dan narkoba di usia yang sangat belia. Masa-masa itu Dewa masih belum mengetahui rencana panggilan Tuhan terhadap hidupnya. Namun, jika Tuhan memilih seseorang untuk menggenapi rencananya, di zona nyaman seperti apapun ia sedang berada Tuhan sanggup menariknya keluar dari zona tersebut dan membuatnya memenuhi panggilannya.
What Makes God Smile? Adalah salah satu bab dari buku The Purpose Driven Live yang secara tidak sengaja dibacanya ketika akan pulang ke Indonesia memberi Dewa rasa penasaran yang begitu hebat. “Tuhannya orang Kristen kok bisa tersenyum?” Begitu pikirnya. Setelah sampai ke Indonesia, Dewa mulai memuaskan rasa penasarannya dengan pergi ke toko buku dan banyak membaca buku-buku kekristenan. Dari situ ia semakin tertarik dengan ‘Tuhannya orang Kristen’ yang sangat berbeda dengan gambaran Tuhan yang selama ini ia dapatkan. Akhirnya Dewa tanpa sepengetahuan keluarganya diam-diam sering pergi ke ke gereja, tapi itu masih belum bisa meyakinkannya terhadap panggilan hidupnya, hingga suatu saat ketika ia sedang berada di kamarnya dan bergumul dengan pertanyaan-pertanyaan di dalam hatinya ia berkata “Tuhan jika Engkau benar-benar nyata tunjukan diri-Mu..” saat itu tiba-tiba ada suara yang sangat lembut berkata “Son, it’s Me..” seketika itu juga air matanya mengalir tanpa bisa tertahankan, ia melihat sebuah sinar yang sangat menyilaukan hingga membuat ia tertunduk dalam tangisannya. Tapi saat itu ia masih juga tidak percaya ia berpikir itu semua hanya halusinasi, tapi suara lembut itu terus berulang “Son, it’s Me..” hingga ke-empat kalinya suara itu terdengar, akhirnya Dewa menyerah dan percaya. Saat itu juga, ia mengalami kasih Bapa, perjumpaan pribadinya dengan Tuhan Yesus membuat ia mengambil keputusan untuk hidup dalam kasih karunia, menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatnya.
Menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat berarti menanggalkan kehidupan yang lama. Itulah yang terjadi dalam kehidupan Dewa Klasik Alexander, ketika keluarga besarnya tahu bahwa ia telah menjadi pengikut Kristus, Dewa dianiaya sebelum akhirnya diusir dari rumah, semua fasilitas hidupnya diambil, ijasah-ijasah sekolahnya dibakar, semua haknya sebagai anggota keluarga dan haknya untuk mendapat kehidupan yang nyaman ditarik. Ia pergi dari rumah orang tuanya di Makassar ke Jakarta dengan hanya bermodalkan sebuah ponsel yang sempat ia sembunyikan ketika ia diusir dari rumah. Ia ke Jakarta dengan harapan bahwa ia bisa mendapat bantuan dari teman-teman lamanya di sekolah dulu, tapi ternyata keluarganya telah menghubungi semua teman-temannya di Jakarta supaya tidak menolong dia. Akhirnya, setelah sisa uangnya habis, untuk pertama kalinya Dewa merasakan tinggal di jalan, pertama kalinya ia merasakan dinginnya lantai emperan toko di waktu malam, dan ia pun tahu keadaan hidupnya telah berbalik 180 derajat. Tidak akan ada lagi kasur empuk, ruangan ber-AC, dan home theater yang akan menemaninya di kala malam.
Namun Tuhan tidak memanggilnya untuk hal yang sia-sia. Suatu ketika ia bertemu dengan teman lamanya yang akhirnya memperkenalkan dia dengan seorang Hamba Tuhan bernama Pdt. Daniel Alexander. Dialah yang menampung Dewa dan mengangkatnya sebagai anak rohaninya. Dewa pun diberikan pelajaran Alkitab dan disekolahkan di sekolah misi di Surabaya. Di sanalah karakter rohaninya dibentuk dan dipersiapkan untuk panggilan Tuhan dalam hidupnya.
Apa yang engkau tabur itulah yang engkau tuai. Dewa menerima pengampunan yang luar biasa dari Tuhan Yesus Kristus, Dia adalah Allah yang penuh kasih namun Ia juga adil. Setiap perbuatan memiliki konsekuensi yang harus dibayar, dan Dewa mengetahuinya. Tiga hari sebelum wisudanya di sekolah misi, Dewa divonis menderita HIV AIDS. Itu semua terjadi karena hidup yang ia jalani ketika remaja. Ia menghubungi ke-empat temannya waktu dulu yang pernah berbagi jarum suntik, dan mereka semua pun terkena penyakit yang sama. Ia tidak kecewa dengan keadaannya saat ini, karena kasih karunia ia dapatkan dari Tuhan jauh lebih besar daripada harga yang harus ia bayar sekarang.
Tidak berlama-lama dengan penyesalan mengenai hidup lamanya. Dewa Klasik mulai menjalankan pelayanan misinya, Ia melakukan perjalanan misi ke daerah-daerah pedalaman di Indonesia, hampir semua daerah pernah ia datangi. Panggilan Tuhan dibalik vonis yang dideritanya juga justru semakin menguatkannya untuk melakukan pelayanan bagi orang-orang yang mengidap HIV AIDS. Saat ini Dewa bahkan telah pergi ke berbagai negara dari mulai Myanmar, India, sampai ke negara Afrika untuk menjadi motivator bagi penderita HIV AIDS. Dewa berkata “Jika Tuhan bisa memakai hidup saya maka Tuhan juga bisa memakai hidup semua orang muda untuk memenuhi panggilan-Nya.”
Dewa terus berjalan mengikuti panggilan Tuhan untuk melayani dan HOME (House of Mercy) adalah wadah yang saat ini ia dirikan bersama beberapa orang teman-temannya dari Facebook untuk menjangkau anak-anak tidak mampu di daerah Jakarta Barat. Di daerah tempat kumuh itulah saat ini Dewa tinggal untuk mengajar, memberikan berbagai bantuan untuk warga sekitar, selain itu Dewa juga aktif sebagai pengkhotbah keliling, konselor, motivator, penulis lepas, dan kakak rohani bagi ratusan adik rohaninya di berbagai daerah dan negara.
Saat ini mimpi terbesar Dewa adalah bisa memiliki hati bapa bagi generasi muda yang membutuhkan, seperti kasih Bapa yang telah ia terima, kasih itulah yang ingin ia impartasikan kepada anak-anak terlantar yang kekurangan kasih sayang. Dewa juga ingin membangun sebuah rumah susun untuk menampung orang-orang tidak mampu, pengidap HIV AIDS, kusta dan orang-orang yang terbuang.
Ketika diwawancara Dewa juga berbicara mengenai zona nyaman, “Meninggalkan zona nyaman berarti melakukan penyerahan hak, dan yang namanya penyerahan hak itu pasti gak enak dan gak nyaman, tapi itulah yang dibutuhkan. Dan kitapun harus ingat Jangan sampai hati kita berada pada hal-hal tertentu yang kita sukai melebihi Tuhan karena itulah penghambat terbesar kita untuk meninggalkan zona nyaman.” Dewa menambahkan, “Zona nyaman bagi kebanyakan anak muda saat ini adalah hidup di dalam dosa. mereka menikmati hal-hal yang tidak sesuai dengan standar Firman Tuhan. selain itu takut melakukan sesuatu yang baru dan berbeda, demikian juga dengan karakter dan kebiasaan buruk terus terpelihara.” Pesan Dewa buat semua anak muda yang sedang menikmati zona nyamannya, “Kita selalu hidup, berubah dan bergerak, kita adalah generasi yang diberikan kemampuan untuk menggerakkan kehidupan ke arah yang lebih baik, untuk apa semua kemampuan itu jika kita tidak mau beranjak meninggalkan zona nyaman kita? Yang terakhir jaga hati, jaga jam doa dan tetap keep on fire…Save one more for Jesus!!!!! (read less)
Minat Pribadi:
...Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan..."(Lukas 1:38) Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21) Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang dalam daging adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.(GALATIA 2:19b-20). Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Filipi 3:13b-14)
Tetapi karena kasih karunia aku ada sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.(1 korintus 15:10) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari segalanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus (Filipi 3:7-8)Yang ku hendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, dimana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematiann-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati (Filipi 3:10-11)Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku (1 Korintus 13:3)
Karena jika aku memberitakan injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil (1 Korintus 9:16)
Sesungguhnya aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang (1 Korintus 9:19)
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak. (1 Korintus 9:26-27) Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. (2 Korintus 12:9b-10)
Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh sesuatu apa pun (1 Korintus 6:12)
^^ (read less)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar